Setiap tahun nama Kartini selalu disebut sebagai pejuang bangkitnya emansipasi kaum perempuan dinegeri ini. Seperti halnya Cut Nyak Dien, Nyi Ageng Serang, Cristina Marta Tiahahu dan sederet pejuang perempuan lain, mereka tidak punya niat untuk dikenang, apalagi dianggap sebagai pahlawan bangsa. Mereka hanya berjuang untuk memperoleh hak-hak bangsa ini agar tidak tertindas oleh siapapun. Tidak haus kekuasaan apalagi menebar pesona kewanitaan seperti halnya Ratu Cleopatra yang memikat kaum lelaki sampai para prajuritnyapun tergila-gila meski hanya diam.
Kartini bangkit atas kebekuan aturan untuk bisa sejajar dengan kaum lelaki yang dianggap selalu berada di atas angin untuk melakukan apapun yang dimau. Meskipun lelaki sebenarnya tidak bisa melakukan banyak hal tanpa perempuan.
Saat ini Kartini terlahir dengan dimensi yang berbeda. Kartini lahir dengan wujud prajurit, pendidik, pelipur lara, pengobat, penumbuh tanaman dan sederet status yang tak terhitung banyaknya. Bahkan kini Kartini telah banyak menjelma menjadi seorang yang lebih kuat dari lelaki. Meski ada dari alam yang berbeda Kartini harus tetap diam dirumah, menjaga kehormatan, menjaga pintu dan terbatas pada peran-peran yang berlebihan.
Didalam lumpur, Kartini bangkit dengan menyediakan benih, memilih, menyemai, menanam, merawat, memanen dan kemudian membuat benih kembali untuk ditanam. Meski tidak terlihat jelas, Kartini berperan mengambil keputusan dalam budidaya untuk menyediakan pangan bagi dunia. Kartini tahu betul apa yang harus ia lakukan agar tanah tetap bisa hidup, agar air tetap bisa mengalir, dan agar isi perut manusia tetap bisa terisi. Banyak orang tidak terlalu paham bahwa sebagian besar arsitek dari tanah yang tumbuh padi, lahan yang menghasilkan palawija, hutan yang lebat buah adalah hasil kerja dan olah pikir Kartini sembari memotong sayur, menanak nasi, dan menyajikannya di atas meja.
Dari dalam kamar menuju ke dapur dan kembali ke sisi meja makan, Kartini mengambil peran penting membuat keputusan apa yang akan disantap anak dan suaminya. Tak terhenti kerja domestik Kartini di dalam rumah. Diluar rumah Kartini berkumpul, bersosial dan ikut mewarnai kehidupan habitat manusia agar kelangsungan hidup manusia sebagai makluk sosial tetap terjaga.
Di desa Kartini bersimbah lumpur, bercampur debu dan tanah, berteman sapi dan kerbau, semuanya untuk menjaga agar manusia bisa tetap hidup. Ini baru sebagian peran Kartini dalam menghidupi alam dan seisinya. Kartini adalah sosok lembut. Namun kelembutan ini adalah sebuah kekuatan yang mampu menghancurkan dan menghilangkan gunung sekalipun, karang yang keras dan meredam api yang berkobar-kobar.
Hari ini adalah 21 April untuk kaum Kartini. Senyum, kelembutan, kasih sayang menjadi semangat bagi lelaki dan anak-anak untuk tetap bangkit meraih hidup, menjaga bumi tetap hijau, meredam amarah alam dan menabur kebajikan dari benih-benih yang engkau sediakan. Selamat Hari Kartini. Semoga Kartini tetap semangat untuk tetap mewarnai dunia yang makin tua.
by -key-
Comments
reason that you don't rank high in google. But you can fix
this issue fast. There is a tool that rewrites articles like human, just search in google:
miftolo's tools
My website ... TiaBig: https://LouieFix.blogspot.com
RSS feed for comments to this post